Cari Blog Ini

Jumat, 17 Juni 2011

Sejarah rokok

     Dalam sejarah rokok, maka suku Indian di Amerikalah yang pertamakalinya menemukan rokok. Rokok pada suku Indian dilakukan pada saat-saat khusus, seperti rituil pemujaan roh-roh dan dewa-dewa. Baru pada sekitar abad ke-16 ketika Columbus melakukan perjalanannya mengelilingi dunia dan menemukan benua Amerika, disitulah beliau melihat bagaimana suku Indian menghisap pipa khusus dengan membubuhkan irisan daun tembakau yang kering. Asap yang dihembuskan dari pipa-pipa ini khusus ditujukan kepada para roh suci dan para dewa yang mereka puja. Sekembalinya dari perjalanan inilah Columbus mencoba memperkenalkan rokok kepada bangsa Eropa. Hanya saja pada bangsa Eropa merokok dilakukan untuk mengisi kesenjangan, kesenangan, kenikmatan. Berbeda dengan suku Indian, dimana rokok adalah salah satu cara rituil berhubungan dengan para nenek moyang, roh dan dewa-dewa. Memasuki abad ke 17, rokok diperkenalkan oleh para pedagang Spanyol ketika berniaga ke negara Turki. Saat itulah rokok menyebar pada masyarakat Islam. World Health Organization (WHO) mencatat, perkembangan rokok ternyata mengurangi hidup manusia dan mempersembahkan macam-macam penyakit. Pada negara-negara sedang berkembang maka tingkat kematian akibat rokok sangat tinggi. Lain halnya pada negara maju dimana tingkat penggunaan rokok menurun, dengan demikian tingkat kematian akibat rokokpun menurun.
Penyakit kardiovasculer, sesak nafas, dan kanker paru-paru juga keguguran janin merupakan angka yang signifikan tinggi akibat rokok. Indonesia merupakan negara pengguna konsumsi rokok paling tinggi di dunia dan menempati rangking ke lima (5). Kemudian diikuti oleh China, Amerika dan Jepang.
Bahan-bahan kimia yang terkandung pada sebatang rokok baca disini

13070931001257682189
foto www.beritakota.co.cc
Kalau kita memperhatikan susunan zat zat kimia yang ada dalam sebatang rokok, Oh my Godness, mengapa toh manusia mau merokok!. Bukankan yang kita konsumsikan ke dalam jalan pernafasan tenggorokan kita, pada paru-paru kita serta aliran darah  semuanya racun! Lalu mengapa manusia masih saja mau merokok?.
Seseorang yang merokok 15 sampai 20 batang rokok perhari, maka padanya ancaman bahaya kesehatan seperti ini akan terjadi;
a.  14 kali ancaman bahaya kesehatan lebih besar untuk kanker paru-paru, kanker tenggorokan dan kanker mulut.
b.  4 kali ancaman bahaya kematian karena kanker kerongkongan/tenggorokan.
c.  2 kali ancamana bahaya kematian karena kanker kandung kemih.
d.  2 kali ancaman bahaya kematian karena serangan jantung.
Bukan hanya itu saja, rokok dengan zat-zat kimianya yang berbahaya bisa juga penyebab;
-  Penyakit kronis bronchitis, empisima
-  Penyakit kronis paru-paru, yang mengakibatkan juga infeksi pada paru-paru dan kelumpuhan jantung/gagal jantung.
-  Tekanan darah menjadi tinggi/hypertensi.
-  Ancaman diabetes melitus/sakit gula.
-  Wanita hamil perokok dengan 15 sampai 20 batang rokok perhari, kans besar akan mengalami miskram/keguguran, atau mengalami kelahiran bayi prematur.
Lalu pertanyaan kita, kalau memang merokok sangat berbahaya bagi kesehatan rakyat secara nasional. Mengapa pabrik rokok masih juga dibiarkan untuk beroperasi. Bahkan negara Indonesia masuk pengekspor paling tinggi rokok ke negara Kamboja. Ekspor rokok RI mencapai Rp.3,6 Triliun. DetikFinance (16 Desember 2010)
13070945961270189866
industri rokok lokal/foto dok detikcom
Nilai ekspor rokok Indonesia untuk tahun 2011 diprediksikan akan mencapai $400 Juta atau sekitar Rp.3,6 Triliun. Menurut Sekjen Kementerian Perdagangan Ardiansyah Parman, ekspor rokok Indonesia memang relatif terus meningkat dari tahun ketahun. Dan negara kamboja merupakan negara tujuan ekspor yang paling terbesar. Amerika tidak demikian besar permintaan import rokok dari Indonesia.
Negara-negara yang menerima ekspor rokok dari Indonesia DetikFinance (16 Desember 2010) adalah;
1. Negara Kamboja, untuk periode Januari-September 2010 mampu menembus US$ 139,35 juta.
2. Malaysia, periode Januari-September 2010 ekspor rokok menembus US$ 90,6 juta.
3. Singapore, untuk periode Januari-September 2010 eskpor mencapai US$ 46,8 juta.
4. Thailand, akhirnya menjadi mengimport rokok dari Indonesia untuk periode Januari-September 2010 nilai ekspor mencapai US$ 16,9 juta.
Ternyata rokok bukan hanya menghasilkan devisa keuntungan bagi negara tetapi juga merupakan ancaman kesehatan rakyatnya sendiri. Dalam hal ini yang bijaksana adalah, kita tidak bisa menghentikan pabrik rokok. Karena pabrik ini kita perlukan untuk pencaharian sumber devisa ekspor. Yang dapat kita lakukan lewat penyuluhan dan bimbingan informasi Dinas Kesehatan adalah, memberi informasi tentang bahaya bila merokok untuk kesehatan.
Semuanya kembali kepada diri kita masing-masing. Apa yang akan kita pilih dalam konsumsi makanan dan minuman kita. Kita sendiri yang menentukan dan bukan orang lain. Demikianpun iklan-iklan yang di pasang oleh perusahaan dan media massa. Semuanya hanyalah promosi secara psikologis yang berkaitan dengan tekhnik dagang.
Sedangkan kita, kita sendiri yang menentukan apakah sebatang rokok itu akan lebih nikmat daripada segelas air putih mineral. Keputusan pada tangan anda sendiri.
Rokok, bukanlah satu-satunya ancaman kesehatan dalam kehidupan. Masih banyak faktor-faktor lainnya. Inilah yang harus kita pahami.

0 komentar:

Posting Komentar